Dipagi hari ketika penulis bercermin maunya diri ini tampan, ternyata malah lebih mirip sama nampan. Taukah kalian bahwa ternyata nampan adalah singkatan dari eNAM delaPAN, yang secara matematis dekat dengan enam sembilan angka yang konon katanya banyak disukai oleh khalayak ramai, benar ini sungguh karena banyak orang yang tersenyum ketika mendengar angka enam sembilan. Atau bisa jadi juga nampan itu adalah diantara eNAM dan delaPAN alias angka tujuh, kan semua tau kalau angka tujuh artinya sudah lumayan dalam penilaian itu artinya sudah dapat nilai B minus lah itu.
Kita tinggalkan masalah cermin dan angka-angka diatas karena memang bukan otak-atik angka tujuan dari tulisan ini, kita lanjut lagi ke momen ketika akan sarapan. Ternyata memang benar bahwa ibu-ibu itu adalah makhluk paling kepo , semua urusan dari yang tidak penting saja dia mau tau.Tadi pagi setelah bercermin sampai bosan itu ya penulis pergi ke tukang nasi uduk untuk sarapan, dan ternyata si ibu tukang nasi uduk itu kepo abis.
Ditempat jualan nasi uduk saya pun pesan "Bu nasi uduk pakai telor dadar, perkedel sama bala-bala sambelnya 2sendok"
si ibu tukang nasi uduknya bukan menjawab malah nanya "Mau makan disini apa dirumah de ?"
Lha terserah dong penulis mau makan dimana, tuh ibu-ibu emang kepo banget ya masalah mau makan dimana aja dia harus tau.
Penulis itu juga punya hobi berjalan kaki dalam menjalankan aktifitas, bukan karena gak punya kendaraan tapi karena penulis ini orangnya sederhana dan tidak mau sombong aja, karena penulis orang sederhana yang tidak punya kendaraan. Banyak cerita dari para pejalan kaki katanya mereka ketika berjalan kaki di trotoar itu sering diklakson atau hampir diserempet sepeda motor itu sih biasa, kalau ditempat penulis pejalan kaki itu langsung diserempet soalnya gak ada trotoar ditepi jalan. Sekalipun ada , pasti ditutupin sama bangunan semi permanen yang memakai lahan trotoar. Ada juga trotoar yang diubah fungsinya menjadi semacam taman, yang biaya pembuatannya mahal indahnya cuma sebentar dan perawatannya gak ada.
Belakangan ini juga ada (maaf) orang kurang sehat mentalnya sebut saja orgil, yang sering muncul dekat tempat penulis beraktifitas. Tuh orgil itu hebat dia cinta kebersihan soalnya sering mencuci mobil-mobil angkutan umum atau truk yang kotor atau dia juga pernah tuh menyapu dan memungut sampah disekitar. Tapi itu semua gak gratis ternyata, pernah sekali tuh orgil menyapu dihalaman depan tempat usaha penulis terus dia minta upah, minta upahnya bukan uang atau makanan tapi rokok.
Memang kebetulan penulis ini punya kebiasaan buruk yaitu merokok, ketika selesai menyapu halaman orgil minta upah.
si orgil berkata "bos, merokok itu gak bagus buat kesehatan bos mending rokoknya buat saya aja"
Dan penulis kasih aja sisa rokok penulis yang sebungkus kurang sebatang kepada orgil, dan ternyata tuh orgil menyalakan rokok tersebut merokok terus bejalan menjauh.
Tentu saja hal tersebut membuat bingung dan sebal, sampai-sampai penulis ingin berkata "katanya merokok merokok gak bagus buat kesehatan tapi kenapa kamu merokok juga"
tapi akhirnya niat itu dibatalkan karena penulis sadar namanya juga orang yang kurang sehat mental masa ditanggapi. Bahkan penulis sampai berpikir ini yang gak sehat mentalnya sebenarnya siapa ya, apakah penulis? orgil tersebut? atau pembaca yang tulisan gak jelas ini dibuat aja masih serius membacanya.
note bawah :
penulis mau mengutip perkataan motipator (modal penitipan dan parkiran motor) yang katanya super "we must life with having fun seriously or seriously to become funny, but never try to seriously or try to funny" yang artinya : "kita harus hidup dengan menjadi senang untuk serius atau serius untuk menjadi lucu, tapi jangan pernah mencoba untuk serius atau lucu.
Merokok juga tidak baik untuk kesehatan dan bisa membunuhmu (jadi jangan ditiru). Karena penulis sendiri sedang dalam proses untuk berhenti melakukan hal tersebut, benar ini sungguh.
Mohon maaf jika ada penulisan atau kalimat yang menyinggung pihak-pihak tertentu, karena tujuan tulisan ini dibuat bukan untuk menyinggung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar