23 Nov 2015

Gagal Paham

Tidak bisa dipungkiri sekarang ini adalah era kekinian, segala sesuatu selalu berubah sedemikian cepatnya mengikuti trend yang sedang berjalan. Banyak yang mengikuti era kekinian, dan tidak sedikit juga yang mencibir tentang kekinian. Seperti perdebatan seolah yang tidak ada awal mula ataupun selesainya jika melihat fenomena tersebut.

Pertama kita lihat dari sudut pandang yang mengikuti trend atau bahasa gaulnya itu kekinian. Mulai dari gaya hidup, cara berpakaian, prilaku ataupun tindakan yang dilakukan selalu terbaru dan mengikuti trend yang sedang berlangsung. Ada beberapa yang memang mengerti secara harfiah maksud dan tujuan trend yang sedang berlangsung. Tidak sedikit juga yang terbawa arus demi mendapatkan predikat "up to date" atau gak mau dibilang kudet (kurang update).

Yang kedua sudut pandangan orang yang selalu mencibir mereka yang kekinian, entah kenapa setiap ada "peristiwa" dan ada trend yang sedang terjadi mereka selalu mencibir. Bahkan tidak sedikit yang berpedoman "anti mainstream" (mainstream adalah arus utama, atau secara harfiah bisa dibilang umum), perlu diketahui ketika anti mainstream itu juga sudah banyak jadinya itu mainstream juga lho (mulai berkerut keningnya kan ketika membaca sampai sini).

Kita ambil contoh kasus tentang boomingnya "stand up comedy" pada saat tulisan ini dibuat. Kita mundur sedikit ke beberapa tahun yang lalu, ketika lawakan-lawakan slapstick (lawakan yang mengkonyolkan diri seperti menjatuhkan diri, menaburi muka dengan tepung, mencela fisik, dan sejenisnya) sedang booming dan disiarkan hampir setiap hari di televisi sehingga membuat jemu dan bosan. Lalu muncullah era baru yang dengan menawarkan konsep yang berbeda dari masa itu yakni stand up comedy, yang mana komedi yang disajikan menggunakan  materi-materi yang dibawakan oleh para komika (pelaku stand up comedy). Yang mana materi itu berasal dari sudut pandang mereka pribadi terhadap hal-hal yang terjadi disekitar mereka jadi semua terasa beda dan original.

Seiring berjalannya waktu era lawakan slapstick pun mulai ditinggalkan (mungkin karena rasa jenuh) dan Stand Up Comedy pun mulai dilirik keberadaannya.  Sampai pada saat tulisan ini dibuat Stand Up Comedy mulai berjaya bahkan ada beberapa televisi nasional yang sebelumnya sama sekali tidak melirik stand up comedy mulai menayangkannya. Namun sayangnya lagi-lagi ada pihak yang kekinian dan mengikuti trend serta ada juga pihak yang mencibir.

Sejujurnya kalau dari sudut pandang penulis, kalau penulis suka akan sesuatu ya penulis nikmati dan jika penulis tidak suka ya sudah penulis tinggalkan. Tanpa komentar , kritik ataupun cibiran yang dikeluarkan. Namun yang ingin penulis tekankan, walau mengikuti era janganlah sampai kehilangan jati diri dan hanya ikut-ikutan tanpa tau apa arti trend yang sedang berjalan. Dan juga tidak perlu terjadi perdebatan antara pihak yang pro dan kontra, ingat bahwa damai itu indah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar