Penulis itu tidak terlalu suka dengan namanya pergi ke mall, dalam kurun waktu 1 edisi kalender saja bisa dihitung pakai jari tangan berapa kali penulis pergi ke mall. Mungkin ada yang beranggapan kalau penulis ini kurang gaul dan tidak kekinian jadi tidak suka pergi ke mall, atau mungkin ada juga yang beranggapan kalau penulis ini pas di mall itu sendirian dan sering iri melihat pengunjung mall lain yang (biasanya) sama pasangan. Kalau kalian berpikiran seperti itu buang jauh-jauh hal tersebut, karena seperti yang pernah penulis bilang "gw juga punya cinta tapi gak gw umbar".
Penulis tuh gak suka sama mall karena banyak penipuan disana, terutama pada bagian penjualan produk-produk pakaian. Disana sering diumumkan adanya "Big Sale" atau "Jumbo Sale" tetapi pas penulis datang dan lihat disana pakaian yang dijual ukurannya gak ada yang Big atau Jumbo. Pernah suatu ketika penulis protes ke pramuniaga produk fashion itu, dan jawaban dari pramuniaga seperti ini "Mas, disini itu hanya menjual pakaian ukuran manusia. Belum jual pakaian ukuran beruang/panda". Pramuniaga itu gak tau kali ya, kalau lembaga penulis ini gak besar-besar amat kok orang lain aja yang lebih kecil (kalau yang punya kamus besar bahasa indonesia, tolong cari arti kata badan, lembaga, dewan, dan majelis biar gak salah).
Selain itu di mall sendiri adalah tempat yang ramai, yang tidak terlalu penulis sukai. Karena kalau ditempat ramai gitu penulis sering difitnah. Penulis lagi diam saja sering dibilang makan, makan tempat katanya. Padahal yang namanya makan itu kan memasukan sesuatu yang berbentuk padat kedalam mulut dan menelannya, kalau tempat gimana menelannya coba gak pada mikir apa. Padahal kan penulis tuh tidak gemuk cuma tulangnya saja yang besar, kulitnya lebih tebal, pipi lebih chubby dan yah sedikit lebih berbobot lah dibanding orang kebanyakan(ini tuh cuma dibuat lebih santun dan elok saja ya).
Salah satu yang membuat penulis juga gak suka sama mall adalah masalah parkir, yang ada cuma parkir mobil baik biasa atau vallet dan parkir motor baik biasa ataupun motor gede. Penulis kan sebagai salah satu pencinta moda transportasi bahan bakar gowes yakni sepeda, jadi bingung kalau ke mall parkir gimana. Kalau untuk pengguna sepeda lipat mungkin bisa lah dilipat sepedanya lalu dimasukkan tas dan dibawa kedalam mall. Lah untuk penulis sendiri yang sering disebut mirip beruang atau difitnah sering makan, gak mungkin mengendarai yang namanya sepeda lipat karena kasihan sepedanya.
Untuk yang belum tau, profesi penulis sendiri sama seperti Chris John. Kami sama-sama bergerak dibidang jual-beli, bedanya kalau penulis jual-beli barang dan jasa kalau Chris John itu jual beli pukulan. Nah beberapa suplier penulis itu bermarkas di sebuah mall yang cukup aneh. Namanya Mangga Dua Mall , bahasa gaulnya M2M biar kekinian aja disingkat. M2M sendiri adalah salah satu contoh mall yang aneh disana tidak ada bioskop, bahkan ketika hari minggu, hari besar atau tanggal merah lainnya disana itu sepi macam kuburan nyaris tidak ada toko yang buka. Sungguh kontras dengan mall-mall yang lain ya, dan itu salah satu mall yang cukup sering penulis kunjungi dibanding mall lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar