17 Jun 2016

Edisi Ramadan

Abang Mpok aye ada pantun nih.

Beli perban di apotik punya bang ramdan
Titipan dari bang Mamat dan mpok Ati
Jalani Maraban ya Ramadan
Dengan saling hormat dan menghormati

Kali ini dibuka sama pantun dulu ya, biar ada yang bilang "cakep" kepada penulis. Sekarang ini sedang bulan ramadan atau bisa juga disebut bulan puasa. Ada banyak hal menarik selama bulan puasa nih, karena konon katanya bulan ini bulan yang penuh berkah.

Tidak tau kenapa setiap bulan puasa ini, harga-harga bahan kebutuhan pokok meningkat terutama harga-harga bahan pangan. Alasan klasik yang biasa diceritakan adalah, jumlah permintaan naik. Padahal jika ditelaah lebih lanjut, ketika bulan puasa frekuensi orang makan itu semakin berkurang karena puasa (hanya makan setelah buka dan sebelum imsak) tetapi kenapa jumlah permintaan meningkat (?)

Setiap bulan puasa ini juga jumlah pengemis dikota-kota besar bertambah jumlahnya. Mungkin hal ini disebabkan banyak yang tergiur dengan penghasilan menjadi pengemis, dengan modal sedikit (bahkan tanpa modal) bisa memperoleh hasil melimpah dan tidak membutuhkan banyak tenaga (hanya membuang jauh rasa gengsi dan malu).

Ada berbagai macam jenis pengemis ketika sedang "bekerja", diantaranya. Diantaranya sering berkat "pak/bu dari pagi belum makan", kalau dibulan puasa ya wajar dong sehabis imsak ya tidak boleh makan untuk yang menjalankan ibadah puasa. Atau juga ada yang berkata "sedekahnya pak/bu untuk kaum fakir", kalau ada yang seperti itu ketemu sama penulis jawabannya cuma "Saya juga seorang fakir, tapi tidak mengemis. Karena saya fakir asmara bukan pengemis cinta" (sambil nyetel lagu lawas om Joni Iskandar). Atau ada pun yang nyeleneh dengan berkata "pak/bu dah tiga kali puasa tiga kali lebaran gak pulang-pulang", kalau ketemu yang berkata seperti ini. Segera lapor ke pos polisi terdekat karena bisa saja di itu ternyata bang Toyib yang sudah melegenda didaerah pantura. Kasihan keluarganya udah mencari-cari , bahkan sampai dinyanyikan dari panggung ke panggung.

Selain pengemis yang bertambah populasinya, yang banyak menjamur juga itu penjual makanan untuk berbuka puasa yang bahasa kerennya disebut takjil. Biasanya berjualan ditempat-tempat keramaian dengan menggunakan meja sederhana, dan yang dijual pun jajanan yang menarik seperti teh manis, kolak, bubur sumsum, lontong, gorengan dan sejenisnya. Walaupun penulis gak menjalankan ibadah puasa karena, penulis ini minoritas dinegara ini tetapi senang saja kalau jajan takjil ini.

Sekian edisi ramadan kali ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar