Belakangan ini sering terngiang-ngiang lagu anak-anak semasa tahun 90an kalau gak salah nama penyanyinya Dhea Ananda, judulnya penulis lupa karena udah lama (yah jadi ketahuan kan usia penulis kisaran berapa). Yang biasa dinyanyikan ketika menjelang hari raya atau menjelang lebaran, tapi kali ini liriknya mau diganti ah sedikit biar kekinian.
Beli Baju Baru alhamdulilah,
Tuk dipakai dihari raya.
Gak punya uang ya bisa minta
Duitnya malak THR dari pengusaha.
Handphone baru alhamdulilah,
Tuk dipakai dihari raya.
Gak punya handphone gak apa-apa
Masih bisa nyari di bus antar kota.
Kendaraan baru alhamdulilah
Tuk dipakai dihari raya.
Gak punya pun gak apa-apa
Bisa sewa yang penting gaya.
yah kira-kira jadi seperti itu ya penggalan liriknya. Mungkin dari pembaca yang lain masih bisa menambahkan sendiri ya. Semua ini nyata benar ini sungguh. Gak tahu kenapa ada doktrin yang melekat didalam pikiran khalayak ramai "setahun sekali", jadilah sebuah paradigma yang melantur seperti ini.
Curcol dikit, setiap menjelang hari raya pun tiba-tiba penulis jadi banyak punya pegawai imajiner. Mereka biasanya datang berombongan sambil berkata "bos, mohon partisipasinya untuk tunjangan hari raya. Setahun sekali bos". Padahal sumpah penulis juga gak kenal siapa mereka, mungkin mereka hanya datang juga setahun sekali untuk meminta "partisipasi" yang gak jelas untuk apa itu. Intensitas kedatangannya pun semakin mendekati hari raya, seperti suasana lalu lintas di jalur pantura semakin padat merayap alias semakin sering saja. Yah nama juga SETAHUN SEKALI ya......., mungkin penulis juga akan menulis tulisan yang sama ini setahun sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar