27 Des 2015

Gagal Paham (bagian tujuh)

Pada suatu waktu ketika jam menunjukan sekitar tengah malam, penulis masih tersadar dan belum terlelap. Bukan karena insomnia atau sedang galau gundah gulana juga sehingga tidak bisa tidur, tapi memang kebetulan penulis sedang ingin menonton pertandingan sepak bola yang disiarkan langsung disalah satu stasiun televisi. Nonton sepak bola biar jadi macho, wajib pakai "c" kalau tidak pakai "c" itu sudah berbeda jauh sekali arti katanya.

Karena sudah tengah malam, telah lewat beberapa jam dari terakhir kali makan sebelumnya penulis merasa mulai lapar (saya mulai lapar, mulai lapar... mulai lapar, kayak diiklan). Mau tunggu tukang makanan yang nocturnal seperti tukang sate , nasi goreng dan sejenisnya tidak ada yang melintasi depan tempat tinggal penulis. Mungkin dikarenakan memang tempat tinggal penulis tidak masuk dalam jalur perdagangan mereka, atau juga memang kebetulan gak lewat aja. Kalau pesan delivery fast food yang nomor teleponnya lima digit itu, rasanya enggan. Akhirnya penulis pun memutuskan untuk memasak mie instan saja pada saat itu, kebetulan ada stok beberapa bungkus mie instan.

Ketika melihat tempat penyimpanan mie instan mulai lah tersadar, ada yang namanya mie instan goreng tapi proses pemasakannya harus direbus. Karena sudah lapar, penulis merasa tidak pedulilah mengenai kebohongan publik tersebut. Maka penulis ambil mie instan goreng itu untuk direbus, karena kemasannya menarik ada telur, daging, udang, dan sayuran tergambar dikemasannya. Kemasan mie instan pun penulis buka ternyata yang ada didalam kemasan "hanya" mie instan kering dan plastik-plastik berisi bumbu, tidak ada telur, daging, udang ataupun sayuran didalamnya. Lagi-lagi terjadi yang namanya kebohongan publik disini, namun semua itu penulis abaikan dikarenakan lapar dan ingin segera memasak dan memakan mie instan goreng itu.

Setelah makan perut penulis merasa kenyang dan hati pun senang ^_^, mulailah tergelitik didalam hati untuk mencari tahu tentang mie instan dengan cara bertanya kepada oom google. Dan informasi dari oom google ternyata cukup membuat tertarik, karena mie instan sendiri memiliki berbagai varian dan rasa. Bahkan saking banyaknya ada informasi yang menulis segala rasa ada pada produk mie instan.

Dan penulis pun mulai berpikir, apakah pada produk mie instan terdapat varian rasa "yang dulu telah hilang kini bersemi kembali". Ternyata belum ada varian rasa tersebut, padahal itu ada salah satu rasa yang cukup banyak peminatnya. Setelah diteliti dan ditelaah (bahasanya kok jadi berat ya), ternyata varian rasa tersebut sulit dibuat dikarenakan sulitnya mencari bahan baku untuk bumbu utamanya. Hal itu dikarenakan bumbu utama dari rasa tersebut adalah ekstrak dari kulit gagal move on yang sudah cukup langka , mungkin karena tergerus oleh banyaknya ekstrak dari kulit manggis yang selalu membawa kabar gembira. Makanya ekstrak kulit dari gagal move on mulai ditinggalkan oleh para produsen.

Gagal move on itu sebenarnya berasal dari pohon perasaan yang berada dihutan hati yang paling dalam, dan tak bisa terlupakan. Hal itu karena yang bisa dilupakan hanya isi dari kepala dan dalam pikiran, bukan isi dari hati dan dalam perasaan apalagi yang paling dalam.


Note bawah :
*Ternyata disekeliling penulis ada banyak sekali hal yang sulit dipahami dan menyebabkan seringnya terjadi gagal paham, hal ini terlihat dari edisi tulisan pendek gagal paham ini sudah mencapai bagian ketujuh. Penulis sendiri tidak tau apakah akan dilanjutan lagi atau terhenti dikarena penulis sendiri masih gagal memahaminya.

*Dan melalui tulisan ini penulis sendiri ingin usul kepada produsen mie instan untuk menciptakan varian mie instan rasa yang dulu telah hilang kini bersemi kembali :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar