30 Mar 2015

Belajarlah Untuk Melihat Perbedaan

ini bahan eksperimen nya :D
Kali ini penulis ingin berkisah tentang pengalaman pribadi dan hasil ujicoba yang penulis alami sebelum, lagi-lagi kali ini tentang sudut pandang dan Asumsi. Pada awal tahun 2015 penulis membeli 2pasang sandal jepit (flip flop , bahasa kerennya) yang sesuai dengan ukuran kaki penulis dan berwarna hitam sepasang dan putih sepasang. Melihat pasangan sandal jepit yang ukuran, bentuk yang identik namun berbeda warnanya itu terbersit dipikiran penulis untuk bereksperimen untuk mengamati prilaku dan sifat manusia dan juga untuk menguatkan mental penulis.

Hal yang penulis lakukan adalah memakai sandal hitam pada kaki sebelah kanan dan sandal yang berwarna putih pada kaki sebelah kiri, hal itu penulis lakukan kurang lebih sekitar 3pekan didalam menjalankan kegiatan sehari-hari penulis. Dari mulai berangkat dari rumah ke tempat kerja baik menggunakan kendaraan baik yang menggunakan bahan bakar ataupun gowes sendiri ataupun berjalan kaki. Bahkan ketika pergi ke tempat umum seperti supermarket untuk berbelanja keperluan sehari-hari ataupun pergi ketempat ibadah pun penulis masih menggunakan sepasang sandal unik tersebut.

Dari selama 3minggu tersebut reaksi orang-orang yang penulis temui itu beragam dan berbeda-beda, ada yang ketawa secara terang-terangan menyaksikan hal yang mungkin lucu menurutnya (gimana gak lucu liat orang tinggi besar pakai sandal jepit warnanya berbeda sebelah kiri dan kanan apalagi perbedaan warnanya mencolok). Ada yang tertawa dibelakang secara diam-diam sambil mungkin menganggap penulis sudah kehilangan kesehatan mentalnya. Ada yang menganggap hal dilakukan penulis itu keren karena konon katanya anti mainstream (alias berani melawan arus dan tampil beda). Ada yang cuek saja, siapa pula yang memperhatikan alas kaki yang anda pakai toh. Bahkan ada juga yang bertanya karena bingung dan heran.

Untuk yang bertanya kepada penulis karena bingung , penulis memberikan penjelasan kepada mereka. Bahwa sesungguhnya fungsi sandal jepit adalah alas kaki , yang berguna untuk melindungi telapak kaki agar tidak terluka ketika berjalan dipemukaan jalan yang tidak rata ataupun untuk mencegah agar kaki kita itu tidak mudah terpeleset dikarenakan sandal itu tidak licin ketika dipermukaan lantai/tanah yang kita injak. Sedangkan mengenai warna ataupun bentuk tidak usah terlalu dipermasalahkan , karena hal itu diluar fungsi utama dari sandal yang merupakan alas kaki.

Hal yang mengecewakan adalah kadang penulis dikucilkan karena dianggap tidak sehat secara mental oleh beberapa kelompok, kadang disitu saya merasa sedih :( . Karena disana mereka hanya melihat segala sesuatu hanya melalui tampilan luarnya dan membuat asumsi sekenanya sesuai dengan pikiran ataupun lingkungan mereka.

Jadi untuk pembaca yang mungkin pernah melihat orang tinggi besar pakai sandal jepit beda sebelah warnanya atau belang warnanya pada awal tahun 2015 , kalian mungkin pernah bertemu penulis. Dan dengan tulisan ini penulis memberitahu bahwa penulis itu sehat baik secara fisik dan mental. Penulis juga bukan orang yang menukar atau alas kakinya ditukar disuatu tempat ibadah, ataupun penulis bukan orang yang tidak mampu membeli sepasang sandal jepit baru yang warnanya sama atau juga penulis bukan orang yang ingin terlihat berbeda ataupun "nyentrik" karena memakai sesuatu yang mungkin diluar kebiasaan.

Hal yang ingin penulis lakukan adalah untuk melakukan sedikit eksperimen dan mematahkan kebiasaan lama dari orang-orang disekitar penulis yang mungkin sudah terbiasa membuat asumsi sendiri dikarenakan melihat sesuatu yang berbeda seperti "kebanyakan" atau "kebiasaan". Dan penulis juga tidak ingin menyarankan pembaca untuk mengikuti jejak penulis, karena jika kalian mentalnya tidak kuat justru bisa mengalami gangguan kesehatan mental karena celaan-celaan sinis dari lingkungan sekitar.

note bawah :

sekarang penulis sudah kembali seperti "biasa" memakai alas kaki yang warnanya selaras dan sama baik bentuk ataupun warnanya, bukan berarti penulis sembuh dari "sakit" mental, karena penulis memang dari dulu  juga memang sehat secara fisik ataupun mental.

 Dan juga mohon maaf jika memang ada yang tidak berkenan akan tulisan penulis ini, karena yang penulis lakukan hanyalah menuliskan pengalaman pribadi dan eksperimen yang pernah penulis lakukan. Jika ada pembaca yang ingin mencoba penulis tidak melarang namun resiko ditanggung sendiri "try with your own risk".

1 komentar: