27 Mar 2015

Monkey Business (Bisnis Monyet)

Dewasa ini semakin banyak saja trend yang semakin beragam dan salah satunya dengan iming-iming investasi. Bicara akan hal tersebut penulis jadi teringat dengan kisah tentang Monkey Business atau Bisnis Monyet yang pernah penulis baca dan ketahui. Berikut kisahnya tentang Bisnis Monyet tersebut.

Alkisah ada sebuah desa terpencil yang lokasinya berada dipinggiran sebuah hutan belantara, karena desa tersebut dekat dengan hutan ada banyak sekali monyet yang berada disekitar desa. Saking banyaknya bahkan warga desa sudah terbiasa dengan keberadaan monyet-monyet tersebut disekitar mereka.

Pada suatu hari datanglah seorang Kaya dan asistennya ke desa tersebut, dan orang kaya tersebut berkata kepada penduduk desa bahwa ia tertarik akan monyet-monyet yang berada disekitar desa tersebut. Bahkan karena rasa tertariknya itu orang kaya tersebut berkata kepada para penduduk desa ia bersedia membeli persatu ekor monyet tersebut dengan harga 100ribu.

Pada awalnya penduduk desa menganggap hal tersebut konyol dan hanya candaan sang orang kaya pendatang tersebut. Namun ada beberapa warga desa yang mencoba menangkap monyet-monyet disekitar desa dan menjualnya kepada sang orang kaya, dan benar saja persatu ekor monyet yang diserahkan dibayar dengan harga 100ribu.

Warga desa yang lainnya karena mendengar hal tersebut, akhirnya tertarik untuk menangkap dan menjual monyet kepada sang orang kaya. Sehingga terjadilah perburuan monyet secara besar-besaran. Dan setiap satu ekor monyet yang dijual kepada sang orang kaya selalu dibayar dengan harga 100ribu.

Lalu dikarenakan perburuan besar-besaran terhadap monyet, jumlah monyet menjadi semakin langka dan berkurang. Lalu sang orang kaya pun kembali mengumumkan, bahwa ia berani membayar sebesar 200ribu untuk satu ekor monyet yang dibawa oleh warga desa. Warga Desa menjadi semakin semangat untuk berburu monyet dan akhirnya meninggalkan pekerjaan pokok mereka , yang warga desa lakukan hanyalah berburu monyet-monyet disekitar hutan dengan tujuan agar bisa dijual kepada si orang kaya.

Akhirnya monyet dihutan pun semakin punah, dan kali ini sang orang kaya mengumumkan bahwa rekan bisnisnya sesama orang kaya ternyata juga tertarik kepada monyet-monyet desa tersebut dan bersedia membayar dengan harga 1juta perekor. Setelah mengumumkan hal tersebut si orang kaya pergi terlebih dahulu dengan alasan ia ingin mengajak atau menjemput rekannya yang berani membayar 1juta  perekor monyet untuk datang ke desa tersebut. Dan ditinggalkanlah sang asisten sendirian di desa tersebut untuk mengurus bisnis jual beli monyet dari warga desa.

Selepas kepergian sang orang kaya, warga pun bercerita kepada asisten orang kaya bahwa jumlah monyet sudah semakin sedikit sungguh sulit untuk menangkap monyet saat ini padahal harga yang ditawarkan oleh sang orang kaya cukup tinggi sekali. Akhirnya sang asisten berkata kepada para penduduk desa, ketahuilah Tuan atau Majikan saya selama ini menampung seluruh monyet yang ia beli dalam sebuah kandang yang cukup besar. Bagaimana jika saya menjual seluruh monyet dalam kandang majikan saya kepada kalian seharga 500ribu , kalian kan bisa jual kepada majikan saya seharga 1juta jadi kalian untung 500ribu tanpa perlu berburu monyet dihutan yang sudah langka lagi, dan nanti saya tinggal berkata kepada tuan majikan bahwa monyet-monyet yang selama ini dikumpulkannya itu kabur dikarenakan kandangnya rusak.

Mendengar hal menggiurkan tersebut para penduduk desa akhirnya menyetujui usul sang asisten orang kaya dan mereka pun membeli seluruh monyet-monyet yang telah dikumpulkan orang kaya tersebut dengan harga 500ribu perekornya, dengan harapan nantinya monyet-monyet itu bisa dijual lagi kepada sang orang kaya dengan harga 1juta seperti yang dijanjikan. Setelah menjual seluruh monyet dalam kandang sang asisten orang kaya pun diam-diam pergi meninggalkan desa dengan membawa seluruh uang yang didapatkan.

Waktupun berlalu, dan akhirnya sang orang kaya dan asistennya tidak pernah terlihat lagi didesa tersebut. Akhirnya warga desa pun menyadari bahwa sesungguhnya mereka telah terkena tipuan dari kedua orang tersebut yang membuat seolah-olah monyet-monyet disekitar desa tersebut berharga tinggi dan mengambil keuntungan dari kepolosan dan ketamakan orang-orang desa.

Demikian para penulis itulah kisah tentang bisnis monyet, yang dewasa ini sering kita jumpai disekitar kita. Monyet sendiri dalam kehidupan sehari-hari kita bisa diganti dengan "pohon", "ikan", "batu", "properti" dan lain sebagainya. Mungkin bisa teringat dalam pikiran kita pada saat kejayaan Ikan Louhan, atau pada saat kejayaan pohon Antarium / gelombang cinta, itulah salah satu contoh bisnis monyet yang penulis ceritakan diatas. Jadi janganlah pernah tamak akan kekayaan dan mudah tergiur dengan iming-iming keuntungan besar dengan cara mudah, ketahuilah tidak ada didalam bisnis keuntungan besar dengan resiko kecil sebab ada hukum pasti dalam bisnis "high risk high return" dan "no pain no gain".

1 komentar: