Ilustrasi Bigan sang Dewa kekayan |
Pada zaman dahulu kala disebuah negeri yang bernama Shang, terdapat kaisar Zhou yang lalim dan korup (diceritain biar tulisannya panjang dan review ulang), dikisahkan kaisar Zhou memiliki seorang selir yang cantik bernama Su Daji yang merupakan selir jelmaaan atau sedang kerasukan roh siluman rubah seribu tahun. Karena kecantikan dan kecerdikan Daji dalam mengambil hati sang kaisar, maka ia menjadi selir kesayangan dan semua permintaannya selalu dituruti.
Suatu ketika Su Daji bercerita bahwa ia memiliki banyak sahabat Dewa/Dewi di khayangan (bukan di Republik Cinta Managemen ya, catet sekali lagi). Kaisar yang senang mendengar hal tersebut akhirnya meminta kepada Daji untuk mengundang kawan-kawannya hadir ke istana, namun Su Daji berkata "bahwa untuk mengundang pada Dewa/Dewi perlu dibangun menara pencakar langit agar mudah dalam mengundang mereka". Sang kaisar pun menyanggupi hal tersebut dan membangun sebuah menara pencakar langit, tentu saja dengan menggunakan uang rakyat dan membuat rakyat menderita (yah elah di negara penulis anggota wakil rakyat juga sama kok, jangan-jangan belajar dari kaisar Zhou lagi).
Setelah menara selesai dibangun diadakan sebuah pesta mewah untuk menyambut para Dewa/Dewi yang turun dari khayangan, banyak Dewa/Dewi yang hadir kedalam pesta mewah tersebut. Di pesta itu juga hadir beberapa menteri dan pejabat tinggi kerajaan Shang yang turut serta diundang. Salah satu undangan yang hadir adalah Bigan seorang menteri jujur yang sudah mengabdi kepada kerajaan Shang semenjak kaisar sebelumnya. Bigan memiliki sifat yang jeli, merasakan ada kejanggalan dengan para Dewa/Dewi yang hadir pada pesta tersebut karena tingkah laku dan bau mereka seperti bau binatang.
Pada saat selesai pesta Bigan mengikuti para Dewa/Dewi yang pulang, alangkah terkejutnya ia para Dewa/Dewi ternyata pulang kesebuah goa yang merupakan sarang rubah bukan ke khayangan. Bigan pun mengetahui bahwa ternyata para Dewa/Dewi yang hadir pada pesta ternyata adalah palsu dan merupakan jelmaan dari para rubah. Akhirnya Bigan beserta anak buahnya menutup seluruh pintu keluar goa dan membakar seluruh isi goa untuk membunuh para rubah yang telah menipu kaisar dan menyamar menjadi Dewa/Dewi. Selain itu juga Bigan menguliti seluruh bulu rubah dan membuatnya menjadi mantel untuk "dihadiahkan" kepada Su Daji , sebagai sebuah peringatan.
Su Daji yang marah karena saudara-saudari nya dibakar dan dikuliti oleh Bigan pun berusaha membalas dendam, cara yang dia lakukan adalah berpura-pura sakit keras. Kaisar yang amat menyayangi selir Daji pun panik bukan kepalang dan mencoba berbagai cara untuk menyembuhkan sang selir kesayangannya namun semua sia-sia (karena memang Daji tidak sakit, cuma pura-pura). Akhirnya Daji berkata pada Kaisar penyakit langkanya ini konon katanya bisa disembuhkan hanya dengan memakan Jantung yang lembut yang hanya dimiliki oleh seorang Menteri yang bersih, jujur, tidak korupsi dan setia. Dan Daji berkata bahwa Bigan adalah salah satu Menteri yang bersih, jujur, tidak korupsi serta setia kepada kerajaan pasti memiliki Jantung tersebut.
Tanpa pikir panjang kaisar Zhou langsung memanggil Bigan dan meminta Jantungnya agar bisa diberikan dan dimakan oleh sang selir kesayangannya Daji. Bigan yang terkejut mendengarnya akhirnya menjadi bingung, namun karena "kesetiaanya(yang buta)" terhadap kaisar akhir Bigan pun mengorek keluar Jantungnya dan mempersembahkannya kepada sang Raja.
Dibeberapa versi dikisahkan Bigan tetap hidup beberapa saat setelah mengorek keluar jantungnya, bahkan ia bisa berdiri dan berjalan keluar dari istana. Namun diperjalanan pulang ke kediamannya Bigan mendengar dari orang-orang bahwa orang yang tidak mempunyai Jantung pasti mati, maka tewaslah Bigan dengan seketika.
Konon setelah tewas Bigan dianugerahi gelar Dewa Kekayaan hal ini dikarenakan sifat Dermawan dari Bigan semasa hidupnya (jantung aja dikasih, kurang dermawan apa coba)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar