Banyak dari kita yang menginginkan kesuksesan dengan cara
yang mudah. Maka, jangan heran jika berbagai acara yang bertajuk kaya dengan
cepat, sukses dengan mudah, rahasia tidak pernah gagal, dan sejenisnya, akan
banyak didatangi orang. Apalagi, jika pematerinya adalah orang yang memang
terbukti sudah sukses di bidangnya. Tapi, apakah segampang itu menjadi sukses?
Apakah dengan menjalankan apa yang pemateri tersebut lakukan, otomatis bisa
jadi jalan menuju sukses?
Barangkali, kita bisa berkaca terhadap kisah yang kemudian
memunculkan ungkapan bahasa Mandarin 点石成金 diǎn shí chéng jīn yang arti
harfiahnya mengubah batu jadi emas, berikut ini…
Alkisah, ada seorang anak kecil yang sangat berbakti kepada
ibunya. Akan tetapi keluarganya sangat miskin, bahkan untuk mencukupi kebutuhan
makan saja mereka tidak mampu. Merasa iba mengetahui kondisi keluarga tersebut,
salah satu dari 8 Abadi (Immortals), Lu Dongbin, langsung menghampiri anak
kecil itu.
Dengan kesaktian yang dimilikinya, Lu Dongbin lalu mengubah
sebongkah batu di tangannya menjadi sebongkah emas kuning yang berkilau. Karena
kehebatannya, dengan sekali menjentikkan jari, batu biasa yang tak berharga
bisa berubah jadi emas. Lu Dongbin lalu memberikan bongkahan emas itu kepada
anak kecil tersebut.
Namun yang mengherankan, anak kecil tersebut malah
menggelengkan kepala menerima pemberian itu. Si bocah berkata pelan, “Saya
tidak ingin emas.”
Lu Dongbin sangat terkejut dan berkata, “Kalau begitu, apa
yang kamu inginkan?"
Anak tersebut menjawab, “Saya ingin tangan Anda, karena emas
bisa habis terpakai. Jika saya memiliki tangan Anda, ketika saya tidak memiliki
uang, maka dengan mudah saya bisa mengubah batu apa pun menjadi emas.”
Tentu saja, permintaan itu sulit dipenuhi. Sebab, kekuatan
yang dimiliki Lu Dongbin bukan didapat dengan mudah. Bahkan, hampir bisa
dikatakan, bahwa permintaan itu mustahil diwujudkan.
Kisah tersebut sebenarnya adalah sebuah refleksi bagi kita
agar sadar, bahwa untuk mendapat sesuatu itu tidak mudah diwujudkan. Untuk
memperoleh keajaiban tangan Lu Dongbin, adalah kemustahilan. Karena itulah,
dalam versi inspiratif yang dikembangkan dengan cerita lebih jauh, diceritakan
bahwa si anak kecil kemudian dinasihati Lu Dongbin.
“Wahai bocah. Kamu bisa memiliki tangan seperti ini. Tapi,
syaratnya sangat sulit. Kamu harus belajar sedikit-sedikit, bagaimana mengubah
batu biasa ini jadi emas.”
“Tolong beritahu segera, apa yang harus saya lakukan?” tanya
si bocah.
“Kamu harus bekerja keras dengan tanganmu sendiri. Jika kamu
sudah bisa mendapatkan upah yang layak, belikan emas. Maka, kamu akan bisa
mendapatkan emas seberapa pun kamu mau.”
Ungkapan mengubah batu jadi emas ini adalah sebuah
pembelajaran bagi kita. Tak ada yang sifatnya instan. Tak ada yang bisa kita
lakukan selain bekerja dengan lebih keras, belajar lebih giat, berjuang lebih
maksimal. Semua itulah yang akan membuka jalan kita menuju pada pencapaian
seperti yang diharapkan. Kalaupun ada yang terkesan bisa sukses dengan cara
yang sangat cepat, coba lihat dan selidiki lebih jauh. Bagaimana ia sebelumnya
berjuang. Bagaimana ia sebelumnya bekerja lebih keras dari orang lain.
Bagaimana ia mengubah “batu”-nya menjadi “emas” dengan tidak mudah.
Hanya saja memang banyak di antara kita yang kerap silau
karena melihat orang sukses dengan cepat. Tak banyak yang kemudian mau “bayar
harga”. Maka, dengan mengingat ungkapan mengubah batu jadi emas ini, semoga
kita sadar, untuk mau mengupayakan sekuat tenaga, apa yang kita impikan agar
jadi kenyataan. Jika itu sudah tercapai, dengan bangga Anda akan berteriak
lantang, success is my right!!!
karena tertarik membaca kisah tersebut penulis pun men copy paste tulisan dari website Andrie Wongso tersebut. Yup segala sesuatu tidak ada yang instan, semua butuh proses, dan jangan sekali-kali melihat orang sukses hanya dari kesuksesan yang ia raih tapi coba tengok lah proses yang telah ia jalani , berapa kali kegagalan dan hambatan yang telah ia lalui.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar