20 Jan 2015

Sukses (?)



Mungkin banyak orang yang mengejar kata tersebut dalam hidupnya sampai dengan saat ini, bahkan penulis pun sempat mengejar kata-kata tersebut ketika baru saja menyelesaikan pendidikannya. Penulis sendiri ketika baru menyelesaikan pendidikannya dan menghadapi wawancara pekerjaan , jika menghadapi pertanyaan "apa cita-cita anda?" selalu menjawab dengan yakin "ingin menjadi orang yang sukses". Dan belakangan ini penulis sadar ternyata sukses telah penulis dapatkan dari semenjak lahir.

Mungkin banyak yang heran kok bisa sukses semenjak lahir, mari penulis terangkan dalam tulisan kali ini. Pada proses terbentuknya manusia terjadilah pembuahan antara 1buah sel telur dan 1buah sel sperma, dan tentunya dari ribuan mungkin jutaan sel sperma yang ada saat itu cuma satu yang berhasil membuahi sel telur. Maka itu bisa disebut sukses.

Lalu dari sekian banyak janin dalam kandungan, ternyata ada beberapa yang tidak bisa lahir ke dunia ini. Dan ada beberapa pula yang walau lahir tapi mempunyai beberapa kekurangan. Tentunya lahir dengan sehat dan sempurna tentu harus dikatakan Sukses. Dan jika dilanjutkan dari bayi yang lahir sehat dan sempurna itu tidak semua berkesempatan untuk bisa menjalani hidup dengan berkecukupan , berkecukupan yang dimaksud disini adalah cukup makanan, cukup pakaian, cukup tempat tinggal, cukup pendidikan dan cukup lainnya. Yang menjadi standar batas cukup disini adalah ada serta layak dengan batas seminimal mungkin. Jika kalian memiliki hal tersebut tentu bisa dibilang sukses.

Selain itu ada pula yang pada saat lahir mengalami kekurang baik secara fisik ataupun mental, tapi masih bisa menjalani hidup secara berkecukupan sampai saat ini. Itu juga bisa dikatakan sukses. Kuncinya adalah mensyukuri apapun yang ada, dan juga terus berusaha karena segala sesuatu tidak ada yang kekal adanya alias semua pasti mengalami perubahan.

Dengan sifat dasar manusia yang tidak pernah puas, banyak dari mereka yang menganggap sukses itu adalah punya Rumah Mewah, Kendaraan banyak dan mewah, properti dimana-mana, istri cantik/suami gagah , pendidikan tinggi bahkan kalau bisa kayak smartphone s*msung gal*xy yang bisa sampe S5 (SD, SMP,SMA, S1, S2 nah itu S5). Penulis sendiri saja sudah S5 kok, Sukarno SD SMP SMA Sarjana (nah S5 juga kan hahahaha).

Ada pula yang membanding-bandingkan kehidupannya sendiri dengan kehidupan orang lain, Dan selalu mengeluh dengan kondisinya sekarang. Sebagai contoh kasus anda lebih memilih menjadi seorang Direktur disebuah perusahaan besar yang setiap hari naik mobil mewah dan menghadapi kemacetan dijalan , serta memiliki jam untuk istirahat kurang dari batas normal dan tidak mempunyai waktu untuk keluarga maupun diri sendiri, Yang kehidupannya mungkin secara lahir/fisik kasar tercukupi namun secara lahir/fisik halus seperti kesehatan kurang dan juga secara batin serba kekurangan karena merasa stres dan mengalami banyak tekanan. Atau Menjadi seorang yang penghasilan yang biasa saja, walaupun jauh lebih kecil dari seorang direktur , namun masih bisa tersenyum dan memiliki kebebasan dalam mengatur waktu bersama keluarga dan juga untuk diri sendiri, dan tentu saja semua kebutuhan pokok dirinya serta keluarganya tercukupi lahir batin. Nah setiap pribadi mungkin punya jawaban masing-masing, dan jawaban itu harus dihargai karena memiliki kelebihan serta kekurangan masing-masing.

Kata-kata sukses ini juga sebelumnya sempat ingin penulis taruh menjadi salah satu kepanjangan dari usaha yang penulis rintis pertama kali, tapi akhirnya tidak jadi karena penulis merasa sudah mencapai hal tersebut dan mensyukuri hal tersebut. Maka kata "sukses", penulis ganti dengan kata "sejahtera". Karena sejahtera sendiri bermakna berkecukupan (hal tersebut dibahas diatas) tanpa perlu mewah ataupun banyak jumlahnya.

Jadi Masihkah perlu mengejar kata-kata "sukses" tersebut tanpa pernah bersyukur kalau ternyata kita sendiri sudah mendapatkannya berkali-kali ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar