Mungkin banyak orang yang mengejar kata tersebut dalam
hidupnya sampai dengan saat ini, bahkan penulis pun sempat mengejar kata-kata
tersebut ketika baru saja menyelesaikan pendidikannya. Penulis sendiri ketika
baru menyelesaikan pendidikannya dan menghadapi wawancara pekerjaan , jika
menghadapi pertanyaan "apa cita-cita anda?" selalu menjawab dengan
yakin "ingin menjadi orang yang sukses". Dan belakangan ini penulis
sadar ternyata sukses telah penulis dapatkan dari semenjak lahir.
Mungkin banyak yang heran kok bisa sukses semenjak lahir,
mari penulis terangkan dalam tulisan kali ini. Pada proses terbentuknya manusia
terjadilah pembuahan antara 1buah sel telur dan 1buah sel sperma, dan tentunya
dari ribuan mungkin jutaan sel sperma yang ada saat itu cuma satu yang berhasil
membuahi sel telur. Maka itu bisa disebut sukses.
Lalu dari sekian banyak janin dalam kandungan, ternyata ada
beberapa yang tidak bisa lahir ke dunia ini. Dan ada beberapa pula yang walau
lahir tapi mempunyai beberapa kekurangan. Tentunya lahir dengan sehat dan
sempurna tentu harus dikatakan Sukses. Dan jika dilanjutkan dari bayi yang
lahir sehat dan sempurna itu tidak semua berkesempatan untuk bisa menjalani
hidup dengan berkecukupan , berkecukupan yang dimaksud disini adalah cukup
makanan, cukup pakaian, cukup tempat tinggal, cukup pendidikan dan cukup
lainnya. Yang menjadi standar batas cukup disini adalah ada serta layak dengan
batas seminimal mungkin. Jika kalian memiliki hal tersebut tentu bisa dibilang
sukses.
Selain itu ada pula yang pada saat lahir mengalami kekurang
baik secara fisik ataupun mental, tapi masih bisa menjalani hidup secara
berkecukupan sampai saat ini. Itu juga bisa dikatakan sukses. Kuncinya adalah
mensyukuri apapun yang ada, dan juga terus berusaha karena segala sesuatu tidak
ada yang kekal adanya alias semua pasti mengalami perubahan.
Dengan sifat dasar manusia yang tidak pernah puas, banyak
dari mereka yang menganggap sukses itu adalah punya Rumah Mewah, Kendaraan
banyak dan mewah, properti dimana-mana, istri cantik/suami gagah , pendidikan
tinggi bahkan kalau bisa kayak smartphone s*msung gal*xy yang bisa sampe S5
(SD, SMP,SMA, S1, S2 nah itu S5). Penulis sendiri saja sudah S5 kok, Sukarno SD
SMP SMA Sarjana (nah S5 juga kan hahahaha).
Ada pula yang membanding-bandingkan kehidupannya sendiri
dengan kehidupan orang lain, Dan selalu mengeluh dengan kondisinya sekarang.
Sebagai contoh kasus anda lebih memilih menjadi seorang Direktur disebuah
perusahaan besar yang setiap hari naik mobil mewah dan menghadapi kemacetan
dijalan , serta memiliki jam untuk istirahat kurang dari batas normal dan tidak
mempunyai waktu untuk keluarga maupun diri sendiri, Yang kehidupannya mungkin
secara lahir/fisik kasar tercukupi namun secara lahir/fisik halus seperti
kesehatan kurang dan juga secara batin serba kekurangan karena merasa stres dan
mengalami banyak tekanan. Atau Menjadi seorang yang penghasilan yang biasa
saja, walaupun jauh lebih kecil dari seorang direktur , namun masih bisa
tersenyum dan memiliki kebebasan dalam mengatur waktu bersama keluarga dan juga
untuk diri sendiri, dan tentu saja semua kebutuhan pokok dirinya serta
keluarganya tercukupi lahir batin. Nah setiap pribadi mungkin punya jawaban
masing-masing, dan jawaban itu harus dihargai karena memiliki kelebihan serta
kekurangan masing-masing.
Kata-kata sukses ini juga sebelumnya sempat ingin penulis
taruh menjadi salah satu kepanjangan dari usaha yang penulis rintis pertama
kali, tapi akhirnya tidak jadi karena penulis merasa sudah mencapai hal
tersebut dan mensyukuri hal tersebut. Maka kata "sukses", penulis
ganti dengan kata "sejahtera". Karena sejahtera sendiri bermakna
berkecukupan (hal tersebut dibahas diatas) tanpa perlu mewah ataupun banyak
jumlahnya.
Jadi Masihkah perlu mengejar kata-kata "sukses"
tersebut tanpa pernah bersyukur kalau ternyata kita sendiri sudah
mendapatkannya berkali-kali ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar