Ilustari Dewi Nuwa Menciptakan Manusia |
Pada Zaman dahulu kala, ketika bumi baru terbentuk dan masih berisi hewan-hewan buas (mungkin aslinya Dinosaurus kali ya) dan belum ada manusia. Namun semua berubah ketika terjadi suatu bencana hebat (mungkin bencana hujan meteor yang membuat Dinosaurus punah sekitar 65juta tahun yang lalu) yang membuat matinya seluruh binatang-binatang buas tersebut sehingga bumi menjadi kosong.
Ada seorang Dewi bernama Nuwa (atau kadang dilafalkan Dewi Niwa), yang akhirnya menciptakan manusia dari tanah liat dengan tangannya sendiri, tetapi karena terlalu lambat, akhirnya ia menggunakan cara mencelupkan selendangnya ke dalam tanah liat dan mengibaskannya, menciptakan manusia dalam jumlah banyak. Manusia yang diciptakan pada awalnya dengan tangan sendiri adalah kaum bangsawan dan yang kemudian diciptakan dari gumpalan tanah liat yang dikibaskan memakai tali adalah rakyat biasa. Cara menciptakan manusia yang memiliki perbedaan ini, juga merupakan cara dari para penguasa pada zaman Masyarakat Budak dan zaman Masyarakat Feodal untuk menyampaikan "Teori Mandat Surga" kepada rakyatnya, guna untuk melindungi kekuasaan mereka (mirip sistem Kasta pada sejarah sungai Hindus/India Kuno, dan teori perbudakan pada sejarah sungai Nil/Mesir Kuno), untungnya sekarang sudah tidak adalagi paham tersebut ya.
Waktupun berjalan, sehingga terjadi suatu bencana besar yang kembali menimpa bumi yaitu terjadi Hujan besar yang menyebabkan banjir seperti air bah yang membahayakan para penghuni Bumi, hal ini konon katanya disebabkan oleh bocornya sungai di khayangan atau langit (kayak cerita Noah dan kisah awatara Wisnu yak ada banjir besar di bumi). Dewi Nuwa tidak tega melihat manusia menderita, sehingga ia melebur dan menggunakan Batu Lima Warna untuk menambal langit yang bocor dan menyelamatkan manusia. Oleh karena itulah Dewi Nuwa sangat dihormati oleh manusia, sehingga dibuatkan kuil dan dibuatkan patung sang Dewi Nuwa untuk diberikan persembahan.
Kisah berlanjut pada masa Dinasti Shang, Ketika raja Di Yi sedang berjalan-jalan di taman kerajaan sambil menikmati keindahan di hadapannya, tiba-tiba saja paviliun awan terbang runtuh dan salah satu pilarnya hendak menimpa raja Di Yi. Pangeran Zi Shou (nama kecil Di Xin) dengan segera menangkap pilar itu dan membuangnya ke samping hanya dengan satu tangan. Melihat hal ini dan kagum atas kekuatan sang pangeran, perdana mentri Shang Rong dan mentri Mei Bo mengusulkan untuk mengangkat pangeran Zi Shou menjadi putra mahkota. Dan lalu dinobatkanlah Zi Shou menjadi putra mahkota. Dan ketika raja Di Yi mangkat, putra mahkota Zi Shou pun naik tahta sebagai penguasa baru dinasti Shang; dengan nama Di Xin atau lebih dikenal dengan gelar raja Zhou. Ibukota negeri Shang dipindahkan ke Zhaoge (sekitar provinsi Hennan, CMIIW).
7 tahun pertama pemerintahan Di Xin, negeri Shang diberkahi kemakmuran. Namun pada tahun ke 7, kejahatan mulai merasuki hati raja Zhou. Pemberontakan pertama terjadi pada bulan ke 2 tahun ke 7 pemerintahan raja Zhou. Wen Zhong, perwira tinggi kerajaan urusan dalam negeri yang telah mengabdi kepada Shang sejak era pemerintahan Di Yi, langsung turun tangan untuk meredam pemberontakan di laut utara ini dengan menunggang Great Kilin (beberapa legenda menyebutkan menunggangi naga) nya. Keesokan harinya, perdana mentri Shang Rong mengusulkan raja Zhou agar berkunjung ke kuil dewi Nuwa untuk memberikan persembahan sehubungan dengan ulang tahun Nuwa. Mengikuti anjuran Shang Rong, keesokan harinya raja Zhou dan beberapa mentrinya keluar gerbang ibukota untuk menuju ke kuil dewi Nuwa. Raja Zhou sangat terpesona dengan keindahan istana/kuil Nuwa; terlebih ketika raja Zhou akhirnya menatap mata Nuwa yang duduk di balik tirai keagungannya. Terlena dengan kecantikan luar bisa sang dewi, raja Zhou mengambil sebuah kuas tinta dan mulai menulis puisi-puisi erotis pada pilar-pilar kuil. Walaupun sudah diperingatkan oleh perdana mentri mengenai bahaya yang dapat ditimbulkan akibat tindakannya, raja Zhou tetap melanjutkan perbuatannya dengan alasan puisi-puisi tersebut hanya sebatas ungkapan kekagumannya terhadap kecantikan Nuwa.
Setelah raja Zhou dan bawahannya kembali ke ibukota, Nuwa segera mengetahui puisi-puisi erotis di kuilnya. Merasa dihina dan dilecehkan, Nuwa menjadi sangat murka dan bersumpah akan meruntuhkan dinsati Shang, yang akan disebabkan oleh kejahatan raja Zhou sendiri. Lalu Nuwa terbang menuju Zhaoge. Dari atas burung Phoenixnya, Nuwa mendapati bahwa raja Zhou masih ditakdirkan untuk memerintah selama 20 tahun lagi. Nuwa yang marah dengan kenyataan ini, sekembalinya ke istananya (kuilnya) lalu memanggil 3 roh perempuan kepercayaannya: roh rubah berusia 1000 tahun (yang nanti akan menjelma menjadi Daji), roh pheasant (burung raksasa) berkepala 9, dan roh Pipa (sejenis kecapi) giok. Nuwa memerintahkan mereka semua untuk menjelma menjadi wanita cantik untuk memperdayai dan mengalihkan perhatian raja Zhou dari urusan pemerintahan - Sehingga raja Zhou akan digulingkan oleh rakyatnya.
Di Zhaoge, raja Zhou hanya duduk dalam keputusasaannya karena selalu memikirkan kecantikan Nuwa; dan ia menolak melakukan segala urusan kenegaraan sampai Nuwa menjadi miliknya. Lalu Fei Zhong, salah satu mentri kepercayaannya, dipanggil menghadap untuk membantu mencarikan solusi dari masalah ini. Fei Zhong mengusulkan agar ke-4 raja muda (duke) di negeri Shang menghadirkan masing-masing 100 wanita muda yang berparas cantik untuk dihadapkan ke raja Zhou. Dengan ini diharapkan raja Zhou akan menemukan wanita yang kecantikannya setara dengan Nuwa. Raja Zhou yang senang dengan usul ini, akhirnya dapat merasa tenang; dan segera pada malam harinya ia mempersiapkan diri untuk merealisasikan rencana ini keesokan harinya...
Akhirnya terpilihlah Su Daji, seorang wanita cantik yang parasnya hampir menyerupai patung di kuil Dewi Nuwa, dan Su Daji pun ternyata dirasuki oleh Roh Siluman Rubah Betina berusia 1000tahun. Yang membuat kaisar Zhou menjadi korupsi, semena-mena dan membuat awal kehancuran dari dinasti Shang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar